Foto : Google |
Kepala Balai Bahasa Papua dan Papua Barat, Supriyanto Widodo mengungkapkan, jumlah bahasa daerah itu tersebar di Provinsi Papua dan Papua Barat.
“Ini adalah hasil penelitian tim Balai Bahasa Papua dan Papua Barat pada Tahun 2013 lalu, ternyata teridentifikasi ada 307 bahasa daerah di Tanah Papua,”kata Supriyanto Widodo.
Dijelaskan, dari hasil pengambilan data di 334 kampung sebagai daerah pengamatan yang mewakili beberapa bahasa daerah di seluruh Tanah Papua,tim Balai Bahasa kemudian menganilisi menggunakan metode leksikostatistik dan dialektometri. Hasilnya, ternyata ada 307 bahasa daerah yang digunakan di Tanah Papua.
Menurut Supriyanti,kekayaan yang luar biasa ini harus dijaga dan dilestarikan. Untuk itu, Supriyanto minta kepada para pemimpin di daerah ini, baik Gubernur maupun Bupati atau Walikota se-Papua dan Papua Barat agar menggerakkan program-program yang mengarah kepada terwujudnya ketahanan bahasa daerah dari ancaman pengaruh globalisasi.
“Lokasi yang sangat rawan adalah kampung-kampung yang berada dekat pusat perkotaan, karena pengaruh pencampuran budaya pada lokasi yang berdekatan dengan perkotaan, itu sangat cepat. Hal ini yang kemudian memengaruhi terjadinya pergeseran bahasa, dari bahasa ibu kepada bahasa lain yang umum digunakan,” kata Supriyanto.
Sementara itu, Petrodes Keliduan, antropolog muda dari Universitas Cenderawasih, memberi apresiasi kepada Balai Bahasa Papua dan Papua Barat yang telah bekerja keras sehingga memberikan hasil terbaru terkait jumlah bahasa daerah di Papua yang sebelumnya diketahui hanya berkisar di 275 bahasa daerah.
Menurut Petrodes hasil ini bukan saja berguna bagi Balai Bahasa, tetapi akan menjadi data yang berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Papua. Juga akan menjadi data yang berharga bagi para peneliti, baik di kalangan antropologi maupun untuk kalangan lainnya.
“Saya berharap Pemerintah Daerah, terutama para Bupati se-Papua agar duduk bersama membahas metode dan cara yang efektif untuk melindungi ke-307 bahasa daerah ini, agar tidak lenyap dari bumi Papua, kata Supriyato Widodo.
Sumber : Tabloid Jubi
( Aris )
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah, sedang, akan menulis dan melakukan untuk menjaga identitas diri orang asli papua. Sebeb ketika bahasa mengalami kepunahan maka identitas diri 50 persen suku tersebut telah punah. Di samping itu, menurut Radjaban (2015) jika bahasa mengalami kepunahan maka suku tersebut mengalami kepunahan identitas diri 50 persen. Tetapi ketika ada dokumen bahasa maka sekalipun suku tersebut punah, tetap masih exis. Semoga muncul generasi muda yang peduli dengan hal ini, terutama di bidang linguistik.
ReplyDelete