Headlines News :
Home » » Bahasa Ibu di Papua Barat Terancam Punah

Bahasa Ibu di Papua Barat Terancam Punah

Written By Unknown on Friday, March 24, 2017 | 6:36 PM


Manokwari, OPM - Dekan Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Papua (Unipa), Andreas J. Deda, S.Pd, MA, mengatakan eksistensi bahasa daerah atau bahasa ibu, di Papua Barat menuju titik kepunahan.
Bahkan beberapa sudah punah akibat banyak Orang Asli Papua (OAP) yang tidak lagi menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta semakin berkurangnya jumlah penutur bahasa daerah.

Andreas menjelaskan, bahasa daerah tak sekedar alat komunikasi, lebih dari itu bahasa menjadi identitas. “Patut diwaspadai, memudarnya bahasa lokal mengancam kelestarian budaya bangsa. Padahal bahasa lokal mampu menjadi pemerkaya bahasa Indonesia dan kebanggaan etnik,” tuturnya belum lama ini.
Andreas menyebut, sejumlah bahasa daerah Papua yang terancam kepunahan yakni di Kabupaten Supiori, Teluk Wondama, Kaimana, Merauke dan sejumlah daerah lainnya. “Seperti bahasa Mapia di Supiori yang tinggal menyisakan satu orang penutur bahasa. Bahasa Miere di Kaimana yang tinggal menyisahkan tiga orang penutur bahasa.

Di Teluk Wondama yakni bahasa Dusner yang penuturnya tinggal dua orang. Dan di Merauke juga demikian,” terangnya.
Andreas mengutarakan, di Papua Barat sudah ada bahasa daerah yang punah yaitu bahasa Tandia dan Dusner di Kabupaten Teluk Wondama, dan Bahasa Fitjin Lha di Kabupaten Kaimana, karena sudah tidak mempunyai penutur. “Pada penilitian bahasa Tandia, hanya menemukan 42 kosa kata, jumlah ini tidak bisa digunakan sebagai percakapan. Orang asli masih ada tapi biasa menggunakan bahasa Wamesa,” ujarnya.
Ia menuturkan, penyebab dari musnahnya bahasa daerah tersebut ialah pengaruh agama, perkawinan, pendidikan, politik dan perang suku. Dari jumlah 271 bahasa daerah Papua, punah menjadi sekitar 260 an bahasa. Namun, jumlah tersebut masih harus dilakukan penelitian secara komprehensif lagi. “Kami telah lakukan berbagai penelitian terkait bahasa daerah, dan rata-rata penuturnya sudah usia lanjut, begitupun di Manokwari, bahasa Mansim sudah menuju titik kepunahan," sebutnya.
Menurutnya, kalau orang sudah tidak merasa bahasa sebagai identitas, dengan sendirinya bahasa dilupakan. Orang tidak lagi memiliki identitas dirinya sebagai orang Papua. Bangsa Papua terancam punah. “Bahasa menunjukkan bangsa. Tidak ada bahasa berarti tidak ada bangsa," tegasnya.

Sumber : http://mediapapua.com/news/read/index/10/3463/bahasa-ibu-di-papua-barat-terancam-punah
Share this article :

1 comment:

 
Support : FREE WEST PAPUA | IPMAPA | OPM(Orang Papua Malang)
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. IPMAPA MALANG - All Rights Reserved
Template Design by Mr.YOGIX FWP Published by IPMAPA MALANG RAYA